Sisi Lain Jepang: Sidang Penentuan Mahasiswa

pict0392Hari ini dan besok adalah sidang skripsi S1 mahasiswa di Chiba University. Jadwal presentasi mahasiswa tingkat akhir di labku (di Jepang disebut dengan Yonensei) adalah hari ini. Jangan bayangkan seperti rumitnya sidang skripsi S1 di Indonesia. Menurutku, sidang skripsinya sangat simpel. Bahkan, ada beberapa mahasiswa hanya menggunakan kaos dan sweater waktu presentasi. kaget, awalnya. Tapi, setelah kutanya dengan seorang mahasiswa Doktor yang juga berasal dari Indonesia, hal itu adalah lumrah:D Sidangnyapun tidak lama-lama. Hanya 15 menit. Dua belas menit untuk presentasi dan tiga menit sisanya adalah waktu untuk para sensei bertanya. Dan kalau dalam waktu tiga menit itu jawaban atas pertanyaan belum memuaskan sensei yang bertanya, yah sudah tidak apa-apa. Mahasiswa yang sidangpun adalah mahasiswa satu fakultas. Jadi, suasananya persis mirip seminar.

Sekitar satu minggu lalu adalah sidang thesis mahasiswa S2. Dari pagi sampai sore, karena seluruh mahasiswa S2 fakultas sains (dalam bahasa Jepang disebut rigakubu) mempresentasikan thesisnya hari itu. Di labku, cuma ada satu orang mahasiswa S2 yang mau lulus (di Jepun disebut dengan M2). Jadilah, dia adalah mahasiswa S2 tersibuk di labku. Bolak-balik dari ruangannya ke ruangan sensei untuk konsultasi. Sama seperti sidang skripsi S1, suasana sidang thesis S2 juga mirip seminar. Waktu presentasi cuma 12 menit, dan 3 menit terakhir adalah sesi tanya jawab. Dan, kalau bel tanda 15 menit berbunyi, selesailah masa-masa mendebarkan itu. Paling enak, mungkin, adalah seorang mahasiswa S2 dari Indonesia. Presentasinya dalam bahasa Inggris. Aku menyebutnya ‘enak’ karena sedikit sensei yang bertanya tentang penelitiannya. Ntahlah karena apa. Aku jadi ingat dengan ujian wawancaraku untuk ujian masuk Chibadai. Dari sekitar sepuluh orang sensei yang mewawancari, hanya tiga orang yang kuingat bertanya kepadaku. Enak juga sih, gak ditanya macam-macam. Padahal orang-orang China yang ikut ujian masuk Chibadai dan wawancara dalam bahasa Jepang, bercerita kalau pertanyaan-pertanyaannya sulit. Raut muka dan ekspresi cara berceritanya yang mengatakan kepadaku.

Nah, yang agak serius adalah oral-defense mahasiswa Doktor. Di Chibadai ada dua kali sidang mahasiswa S3. Sidang tertutup dan sidang terbuka. Aku hanya bisa menghadiri sidang terbuka seorang mahasiswa Doktor di labku, sekitar dua minggu yang lalu. Tentu saja dalam bahasa jepang, dan jadilah aku sebagai penonton saja. Sangat sedikt mengerti tentang hal yang dibicarakan. Mahasiswa di Jepang sangat jarang yang bisa berbahasa Inggris. Begitu juga dengan mahasiswa Doktor di labku yang sidang thesis PhDnya kali ini. Karena itulah, ketika seorang mahasiswa Doktor dari Indonesia yang bertanya dalam bahasa Inggris ketika oral-defensenya, akhirnya pertanyaan itu ditranslate oleh seorang sensei sehingga mahasiswa S3 yang oral-defense mengerti. Tapi, akhirnyapun dijawab dalam bahasa Jepang. Aneh, kan. Awalnya iya. Tapi setelah hampir 5 bulan di Jepang, rasanya hal itu menjadi hal yang biasa. Pun juga ketika aku berkomunikasi dengan sensei. Kadang, aku bertanya dalam bahasa Jepang yang terpatah-patah. Beliau menjawab dalam bahasa Inggris. Atau sebaliknya, aku bertanya dalam bahasa Inggris, senseiku menjawab dalam bahasa Jepang.

Yah, sudahlah, lebih baik menikmati saja ‘perjalanan kuliah ini’ 😀

Kesanku tentang sidang akhir untuk mahasiswa S1, S2 dan S3 begitu simple, tidak rumit. Jadi, kalau ada sidang S1, S2 dan S3 di Jepang jangan dibayangkan ada konsumsi. Sama sekali tidak ada. Juga untuk segelas air putih. Apalagi segelas kopi. Bahkan, para sensei yang hadirpun, membawa botol minuman mereka sendiri. Ketika istirahat makan siang, yah sudah makan saja di kantin.

@kampus, Februari 2009

4 pemikiran pada “Sisi Lain Jepang: Sidang Penentuan Mahasiswa

  1. keren,,,

    mau tanya nih,,
    kalau masuk chiba daigaku nilai rata2nya hars berapa ya?
    soalnya aku pengen masuk chiba daigaku tahun depan

    mohon di balas,,
    trimaksih sebelumnya
    salam

  2. Wah keren..

    Terus riwayat pendidikan Mbak Fety sendiri di Jepang seperti apa karena saya tidak menemukannya ketika membaca Tentang aku..

    Saya sangat ingin mendengar ceritanya..

    Salam Bocahbancar…..

    fety: baca cerita selanjutnya yah:)

  3. Ah masa iya??? 🙄 🙄
    Itu mahasiswa program doktor juga presentasi cuma pake kaos oblong doang???? 🙄 🙄
    Ajegile, salut. Baru tau kalo ada yang beginian nih.

    fety: kemarin ceritanya belum selesai:) nah, sekarang sudah selesai. lengkap dengan cerita sidang mahasiswa S3.

Tinggalkan komentar